Feedburner

Minggu, 25 Januari 2009

STROKE





STROKE
SERANGANNYA TIDAK PANDANG BULU
Makin banyak kalangan muda terkena stroke. Jangan Terperangkap Gaya Hidup Masa Kini Yang Mudah Mengundang Stroke Datang!

Mendengarnya saja membuat kita merasa takut. Faktanya, serangan stroke memang bisa menyerang siapa saja. Meski penderita stroke sebelumnya lebih banyak menyerang pria, dengan kian banyaknya wanita sibuk yang bekerja dan berkarier, menyebabkan jumlah penderitanya hampir tak membedakan jenis kelamin. Tak heran, stroke menjadi penyakit mematikan nomor 3(tiga) di dunia, setelah penyakit jantung dan kanker.


TIGA PENYEBAB UTAMA!

“Bicara stroke artinya kita bicara mengenai kelainan pembuluh darah di otak. Apa yang terjadi di pembuluh darah otak? Pada penderita stroke terjadi penyumbatan, atau pendarahan, dan kedua keadaan ini mempunyai rate yang berbeda pada umumnya penderita,” ungkap Dr. Salim Harris. Menurutnya, kasus penyumbatan rata-rata terjadi pada 85% pasien, sementara kasus pendarahan terjadi pada sekitar 15% pasien. Karena insiden penyumbatan lebih banyak daripada pendarahan, maka kita akan banyak membicarakan apa yang menyebabkan kondisi stroke karena penyumbatan ini terjadi. Seperti diungkapkan Dr. Salim Harris, pertama, yang menyebabkan terjadinya penyumbatan adalah karena adanya bekuan darah, yang menempel pada dinding pembuluh darah, disebut “trombosit”. Yang kedua, adanya bekuan pembuluh darah yang terlepas, yang mengalir ke dalam aliran darah yang menyumbat, dan diameter bekuannya lebih besar dari pembuluh darahnya. Ini disebut “emboli”. Hal lain yang bisa menyebabkan stroke adalah kekentalan darah Seseorang yang memiliki jumlah sel darah merah yang begitu tinggi, akan meyebabkan gangguan aliran dalam pembuluh darah. Manifestasi yang ditimbulkan dari stroke ini tergantung dari lokalisasi kelainan. Juga, kecenderungan timbulnya stroke sesuai dengan usia. Makin tinggi usia seseorang, makin tinggi terkena stroke. “Stroke sendiri bukan suatu penyakit, tetapi manifestasi penyakit yang bersifat kronis. Ada sejumlah penyakit yang menyebabkan stroke, yang dikenal sebagai “factor risiko” atau hal-hal yang membuat seseorang bisa terserang stroke,” ungkap dokter yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia ini. Faktor-faktor itu adalah keturunan, kencing manis, hipertensi, gangguan pembekuan darah, gangguan kekentalan darah, dan masih banyak lainnya. Hal-hal ini yang menyebabkan terjadinya gangguan stroke. Ada banyak pencetus terjadinya stroke, dan salah satu diantaranya adalah emosi. “Saya pernah mengikuti pertemuan khusus stroke di Korea. Dalam pertemuan ini disimpulkan, sekitar 35% factor pemicu stroke adalah emosi,” jelasnya. Jika seseorang yang mengidap hipertensi tiba-tiba dia menjadi emosional, tekanan darahnya akan melonjak, sedangkan kelenturan pembuluh darahnya sudah terganggu, maka pecahlah pembuluh darahnya. Dan terjadilah stroke. Pada kasus lain, orang yang menderita kencing manis, plus hipertensi, dan tidak diobati, maka dinding pembuluh darahnya menjadi kaku. Ini contoh-contoh apa yang disebut sebagai factor risiko. Kalu tekanan darah orang ini stabil, maka pembuluh darahnya tidak pecah. Jika tiba-tiba dia marah-marah, yang menyebabkan tekanan darahnya dari 140 menjadi 200, dengan pembuluh darah yang tidak lentur itu dengan mudah menjadi pecah. Dan stroke pun tak dapat terhindarkan! Sekedar informasi tekanan darah yang sehat, tanpa memandang jenis kelamin dan usia adalah 120/80. Menurut Dr. Salim, setelah factor emosi sebagai factor pemicu terajdinya stroke, factor risiko lain yang sangat perlu diwaspadai adalah gaya hidup. Kondisi seseorang yang memanjakan diri pada “kemewahan” dan “kemalasan”, merupakan indikator yang akan menjadi masalah di kemudian hari. Misalnya, kurang olah raga, makan dengan menu seenaknya, merokok, yang akan menjadi factor risiko terajdinya stroke. “Jika jalanan macet, terutama di Jakarta, telah membuat banyak orang menjadi “gila”, maka tetaplah bersikap “waras” dalam menyikapinya. Saya banyak mendapat pasien orang yang terserang stroke karena jalanan macet, bahkan pasiennya jenis trombosit, maka proses pelemahan tubuh berlangsung pelan dan bertahap karena aliran darah masih bisa berjalan, sehingga ia masih mungkin menyelesaikan perjalanannya menuju pulang. Sementara pada jenis emboli, pasien bisa terserang stroke saat itu juga selagi masih mengemudikan mobil. Mobil bisa saja menabrak atau tertabrak,” jelas dokter yang banyak pula menangani pasien yang terpicu stroke-nya gara-gara kemacetan di jalanan Jakarta. Secara singkat, tiga komponen yang sangat berkaitan dengan stroke adalah gangguan pembuluh darah, darah itu sendiri dan pemompa dara, yakni jantug. Gangguan irama jantung bisa mengakibatkan bekuan-bekuan darah yang pada akhirnya memicu terjadinya stroke. Terjadinya gangguan pembulu darah itu sendiri bisa diakibatkan banyak factor, di antaranya kaena migrain, atau gangguan pembuluh darah karena syndrome post-polipid. Yang terakhir ini karena terjadinya auto-immune, yang menyebabkan darah seseorang mudah terjadi pembekuan. Jika kondisi ini terjadi pada perempuan, saat hamil, risikonya akan mengalami keguguran.

AWAS, JIKA ANDA MERASA MIGRAIN!

Dr. Salim menekankan, migraine adalah salah satu penyakit yang sangat rentan memicu terjadinya stroke. “Migran, saat menyerang seseorang, mengakibatkan pembuluh darah melebar. Sementara sebelum seragam pembuluh darah justru menyempit, yang akan mengakibatkan gangguan aliran darah ke otak.” Pada ibu-ibu usia muda, yang menderita stroke disebabkan karena anti-postlipid syndrome, sering termanifestasikan sebagai serangan sakit kepala seperti migraine, karena pembuluh darah besar yang ke otak mengalami penyumbatan. Karenanya, saat seorang pasien mengeluh migrain pada dokter, maka dokter akan memastikan apakah pasien benar-benar migraine atau bukan. Kemudian, jika memang migraine, dokter memastikan kembali penyebab migrainnya itu: “Apakah malformasi pembuluh darah-misalnya tersumbatnya pembuluh darah leher di salah satu sisinya, sehingga aliran darah ke otak juga hanya sebelah saja, maka keluhan seperti migraine terjadi. Kedua, bisa jadi karena murni migraine, yang dipengaruhi oleh factor-faktor genetic, pengaruh hormonal, atau makan yang dikonsumsi. Gangguan migraine inilah yang bisa mengakibatkan stroke like syndrome, atau migraine complicate”. Manifestasi serangan stroke ditentukan pembuluh darah mana yang terkena, belakang atau depan. Pembuluh darah belakang berhubungan dengan keseimbangan tubuh, penglihatan, proses pergerakan bola mata, bagian otak besar dan otak kecil, bagian batang otak, dan sebagian dari sensasi kulit yang menyebabkan orang tidak merasakan sensasi peraba pada bagian kulitnya, atau bahakan gangguan menelan. Sementara pembuluh darah depan berkaitan dengan gerak, penglihatan atas, rasa bagian atas, dan yang terpenting, dalam kemampuan bahasa. Gangguan pembuluh darah depan bisa menyebabkan orang mengalami dispasia, atau gangguan bahasa atau bicara, terbagi tiga hal : 1. Gangguan mengerti bahasa, tapi bahasanya melantur, 2. Mengerti apa yang diucapkan orang lain, tapi pasien tidak bisa bicara, dan 3. Tidak mengerti yang diucapkan orang lain serta tidak mampu berbicara. “Gangguan speech ini, tergantung dari otak dominant,” ungkap Dr. Salim Harris. “Apabila otak dominant sebelah kiri, maka akan terjadi gangguan bicara. Sedangka jika yang terkena adalah otak dominant sebelah kanan, maka akan terjadi gangguan pada geraknya,” jelasnya. Yang disayangkan, menurut Dr. Salim, para penderita umum terserang stroke saat kondisinya sudah hiperakut. “Orang cenderung abai terhadap kesehatannya sendiri, dan takut justru jika mereka tahu lebih lanjut tentang penyakitnya itu. Orang lebih suka membaca bacaan tentang film, misalnya, disbanding yang berkaitan dengan kesehatannya sendiri. Di situlah ironisnya!”

STROKE DALAM ANGKA

Stroke merupakan gangguan fungsi otak karena terganggunya suplai darah ke otak. Jika aliran darah terhambat lebih dari beberapa detik saja, sel-sel di daerah yang tak teraliri akan rusak secara permanen, bahkan menyebabkan kematian. Yayasan Stroke Indonesia mencatat. Stroke merupakan penyebab pertama kematian di rumah-rumah sakit di Indonesia, dan sebagai penyebab kecacatan terbanyak pada kelompok usia dewasa. Angaka kejadian stroke rata-rata 63,52 per 100.000 penduduk pada kelompok usia di atas 65 tahun. Menurut catatan, di Bogor saja, setiap dua hari rata-rata tiga orang meninggal kaena stroke. Rata-rata lima orang per hari dating ke rumah sakit sebagai penderita baru dan 30 persen di antaranya meninggal dunia.

STROKE, BISA DICEGAH!

Secara global, statistic menunjukkan, stroke menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian terbesar setelah penyakit jantung dan kanker. Negeri Cina justru menempatkan penyakit penyebab kematian pada urutan pertama. “Riset menyimpulkan stroke tidak bisa dilepaskan dari factor keturunan, gaya hidup, dan berbagai komponen yang menyertai serangan ini. Singkatnya, ancaman stroke bisa berasal dari semua segi,” ungkap Dr. Salim Harris. “Dengan demikian, risiko stroke yang terjadi pada seseorang akan meningkat jika ia memiliki factor risiko yang bertambah,” jelasnya lagi.

Umumnya stroke menyerang mereka yang sudah berusia di atas 45 tahun. Meski sejumlah orang mengalaminya pada usia di bawah 45 tahun, stroke yang menyerang mereka dikategorikan sebagai anomaly, yakni kelainan bawaan atau menderita penyakit seperti antipolipid syndrome. Pengalaman pribadi Dr. Salim sendiri menunjukkan, ia memiliki pasien yang baru berusia 23 tahun. Bahkan dalam literature kedokteran pernah menyebutkan pasien stroke dengan usia 6 tahun.

Meski lebih sering menyerang pria, riset terbaru dunia kedokteran mengungkapkan, akhir-akhir ini mulai tidak adanya perbedaan antara jumlah penderita stroke pria dan wanita. “Semakin banyak wanita yang beraktivitas, bekerja, berkarier, dan menjalani gaya hidup bak pria, ditenggarai ikut memicu banyaknya serangan stroke pada wanita. Juga, sejumlah obat-obatan kontrasepsi oral juga ditenggarai memicu terjadinya pembekuan darah, yang kelak, akan bisa memicu terjadinya stroke.”

Bagaimana mencegah stroke? “Pertama, obati dulu faktor risiko. Faktor risiko ini bisa berupa hipertensi, atau kencing manis, misalnya. Problem terbesar dalam faktor risiko ini adalah, pasien seringkali bosan dengan pengobatan faktor risiko ini sehingga ketika penyakit ini menjadi parah, serangan stroke bisa terjadi dengan sangat mudah,” ungkap ayah dua anak ini.
Dokter Salim juga mengingatkan, jangan pernah merasa tekanan darah kita selalu normal, sehingga abai terhadap faktor-faktor risiko tadi. Mengutip hasil studi ICS atau International Chinese Study, dokter yang pernah menangani kasus artis Sukma Ayu mengungkapkan, konsusmsi vitamin B6 dan Aspirin dalam dosis rendah (10mg) secara teratur bisa mencegah terjadinya stroke.

“Tak ada pencegahan terbaik dari serangan stroke selain menjaga agar menjalani gaya hidup selalu tetap sehat, mengkonsumsi makanan secara tidak berlebihan, dan tentu saja, menjaga hati agar tetap dalam situasi tenang dan damai. Ingat, kondisi emosi yang meledak-ledak, sangat mudah memicu terjadinya stroke,” saran dokter yang di waktu senggangnya sering menghilangkan stres dengan berkumpul bersama teman-teman lamanya yang bukan dokter ini.




  • Silahkan klik Download...gratis
  • Tidak ada komentar:

    Feedo Style